Dec 3, 2011

Terang Sore di tengah Sore :)

Ditulis Oleh: Lia Kusuma 

Ada 3 botol di hadapan saya saat ini. Hmmm, mempunyai bentuk yang bermacam-macam, namun ketiganya mempunyai fungsi yang sama. Botol yang berada disebelah paling kiri adalah kepunyaan Laras. Bentuknya yang bulat teratur membuatnya terlihat “gemuk” dibanding 2 botol lainnya. Kemudian yang berada di tengah adalah botol milik mas Among. Berwarna biru muda dan berbentuk bulat cekung membuatnya terlihat unik dan lebih tinggi dibanding punya Laras. Yang terakhir adalah botol punyaku. Warnanya kuning cerah dan ukurannya lebih kecil ketimbang 2 botol yang lain. Bentuknya sama persis seperti kepunyaan mas Among, karena memang diproduksi oleh pabrik yang sama. Air minum yang tersedia dalam ketiga botol itu, ternyata hanya kepunyaan mas Among lah yang masih penuh berisi air. Entah karena belum di minum atau memang baru di isi ulang. Ukuran yang berbeda dari ketiga botol minum kami ternyata justru terlihat “akur” disamping berbagai macam barang yang ada disekitarnya.



Tidak hanya ada botol minum saja yang ada dihadapanku sekarang. Begitu banyak buku dan kertas yang berserak di samping ketiga botol diatas. Ada pula ponsel milik Laras, Fetty, Dafi, dan Mas Among. Entah berfungsi sebagai pelengkap meja saja atau menjadi teman sang botol. Tidak ketinggalan juga biscuit yang kubawa dari tempat tinggalku, dan milik Laras yang baru saja ia keluarkan dari mobilnya.
Siang ini terasa lengkap dengan kehadiran ketiga kawanku yang juga sedang mengikuti kelas menulis dari komunitas ku. Terang Sore namanya. Kami berempat, aku, Laras, Dafi, dan Fetty didampingi oleh salah seorang founding father komunitas kami, yaitu Mas Among. Suasana sehabis hujan siang ini sungguh membuat ku merasa nyaman diantara orang-orang ini. Dengan aktivitas kami masing-masing, tak ada yang merasa terusik oleh bisingnya suara kendaraan diluar sana. Jalanan terlihat begitu ramai oleh lalu-lalang mobil maupun motor yang melintas. Ohya, aku baru ingat bahwa ini hari Sabtu. Weekend. Dimana banyak orang menghabiskan waktunya untuk berlibur. Menikmati waktu senggang yang jarang di dapat dari tujuh hari dalam sepekan yang mereka lalui. Begitu juga dengan kami yang sedang mengisi waktu senggang ini dengan kegiatan kelas menulis bocah-bocah Terang Sore.
Disela kesibukannya menulis, Dafi menyempatkan untuk membalas sms yang aku tak tau dari siapa. Fetty yang sambil mendengarkan music dari ponsel BlackBerry-nya dan Laras yang sambil menggumam tak jelas. Sedang aku sendiri sedang tak begitu focus dengan apa yang ku kerjakan akhir-akhir ini. Entah karena syndrome patah-hati atau masih terpikir hal-hal lain macam tugas kuliah dan yang lainnya.  Namun, aku cukup rileks siang ini, di Kedai Telapak, tempat yang sedang aku huni bersama kawan-kawanku untuk beraktifitas dalam komunitas kami.
Sudah sejam berlalu, tapi bahkan aku belum menyelesaikan tulisanku ini hahaha. Semoga saja ini bukan efek dari syndrome patah-hati ku. Dan rasanya, Fetty dan Dafi sedang berlomba untuk menyelesaikan tulisannya. Mereka selalu begitu. Selalu yang paling ribut diantara kami berempat. Apa saja mereka ributkan. Namun, justru itu yang menghidupkan suasana di sore yang mulai mendung ini. Hanya Laras yang telah sukses merampungkan tulisannya. Mungkin ia terbiasa dengan deadline dari bos besarnya ketika sedang ada liputan. Applaus untuk Laras! Yeaaay!
Sepertinya uda cukup nih. Aku rasa sekian dulu deh liputan terkini tentang kelas menulis Terang Sore di Kedai Telapak Pabuaran. Semoga bermanfaat yaa!

7 comments:

  1. lia, ini malah seakan akan lo mau ngebahas tentang kegiatan terang sore hari ini. bukan ngedeskripsiin botol. coba dibaca lagi. isi tulisan nya itu malah kegiatan terang sore nya yang lo tembak, dan deskriptif nya botol itu cuma dijadiin kalimat pengantar

    ReplyDelete
  2. Hahahah, Lia, isi tulisanmu kebanyakan tentang situasi di sekitar botol. botolnya sendiri nggak tersentuh dengan banyak, padahal fokus utamanya kan di botol.

    Aku setuju dengan Dafi, botol malah cuma jadi pengantar, ilustrasi sahaja. Berusaha lebih fokus ya, terus berusaha juga eksplorasi lebih jauh. menjelajahlah \m/

    ReplyDelete
  3. Hello Lia dan pasca 'break up'nya hihi

    Hampir sama dengan comment gue ke Dafi sebelumnya dan hampir sama juga dengan comment-comment diatas, tulisan lo kurang fokus dan seakan-akan malah curhat. Gue yakin setiap bocah yang baca tulisan lo pasti bukan terusik dengan si botol, tapi malah dengan curhat suasana hati lo. Bener-bener mirip diary deh hehehe.

    Xoxo.

    ReplyDelete
  4. mbak lia, nih aku mampir disini sekarang hahahhhaa :D

    pendeskripsian situasi lo menurut gue bagus, tapi kok gue kaya berasa baca cerpen gitu.. tapi lucu juga ada curcolnya :D hehehe

    ReplyDelete
  5. dafi : iya sih, gw sedikit-banyak emang nembak ke kegiatan menulisnya. emmm, karna gw berusaha nyambungin di kalimat lainnya. but, big a thanks buat kritiknya :)

    mas Among: iya mas, uda aku jelasin diatas. mungkin emg kurang bgt di eksplor tentang botolnya huheheh.. lain kali lebih fokus mas :D) makasih makasih

    ReplyDelete
  6. laras dan fetty : iya. baca komen lo berdua gw semakin yakin ini pengaruh efek pasca break-up (klo bahasanya laras sih gt).
    big a thanks buat komennya :)) semoga bisa saling membangun yah :D)

    ReplyDelete
  7. eh tapi gw mau bikin pembelaan diri nih. sebenernya isi dan judul yang gw pasang asoy geboy khan yaaa :D) hueheheh

    #abaikan ga penting huehehe

    ReplyDelete