Jan 29, 2012

The Bathhouse

 Oleh : Ade Yulia

Ini cerita seorang gadis Iran berusia tujuh belas tahun, yang tiba-tiba ditangkap dan disekap dalam sebuah penjara, yang dulunya adalah rumah pemandian. Ini terjadi di awal revolusi fundamentalis Iran. Dimana kakaknya pun ditangkap, karena terlibat dengan gerakan politik kiri. Pada masa itu, banyak orang yang ditangkap, karena menentang berdirinya Republik Islam.

Di dalam rumah pemandian atau bathhouse, perempuan muda ini menemui banyak tahanan perempuan lainnya. Mereka dipaksa untuk memakai jilbab hitam, dan melalui proses interogasi yang penuh tekanan dan siksaan. Dia dipukuli selama interogasi, dipaksa berdiri sepanjang malam dengan petutup mata, dan dihukum ketika dia memberi makan bayi wanita lain, yang lapar.


Novel ini memang sarat emosi. Menggambarkan bagaimana penderitaan para tahanan perempuan. Dan bagaimana mereka harus tunduk pada kekuasaan, dengan dipaksa mengaku dosa dan mendukung pemerintahan. Bagi mereka yang menolak, maka siksaan harus siap diterima. Dirajam, dijemur dalam sekotak kardus kecil, bahkan diperkosa bagi mereka yang masih perawan sebelum dihukum mati.

Namun ada pula solidaritas yang tergabung oleh sesama tahanan. Mereka berbagi perasaan dengan berjuang bersama dalam penderitaan dan kelaparan. Namun sayang, satu persatu dari tahanan perempuan itu mulai menghilang. Ada yang dipaksa bertaubat, dihukum rajam, atau dihukum mati.

Inilah novel yang bercerita tentang kekejaman penguasa. Para penguasa seakan berhak melenyapkan orang-orang yang bertentangan di negerinya. Meski setting ceritanya berada di negara Iran, namun ada makna yang bisa ditarik dengan kondisi Indonesia. Apakah para penguasa Indonesia pun tega melenyapkan warga negaranya yang menentang? Ah, kamu sudah tahu pasti apa jawabannya.

1 comment:

  1. Bicara tentang Iran dan revolusinya, lalu cap penguasa yang kejam, maka saya penasaran dengan identitas penulisnya. Republik Iran hari ini, dan juga revolusi yg menumbangkan Shah Mohammad Reza Pahlavi, oleh para orientalis barat dan mereka yang mengamininya, dilihat sebagai penguasa lalim. Bush junior men-cap Iran sebagai Axis of Evil. Semantara itu label fundamentalis, yang kental dengan paradigma western, hari ini memiliki arti orang-orang kolot yang bertindak dengan kekerasan. Siapa yang tidak tahu bahwa Iran yang "fundamentalis" itu, bersama Kuba, Bolivia, dan Venezuela adalah musuh Amerika? Jadi, apa tujuan dari labelisasi fundamentalis sebenarnya?

    Kerena itu saya penasaran dengan identitas penulis buku ini. Sebab saya yakin sebuah karya tulis, setipis apapun, membawa cara berpikir dan norma yang dianut penulisnya. Apalagi tulisan (novel) politik seperti The Bathhouse tentunya ada norma politik yang ditawarkan. Mengingat sejarah Iran dan kebencian barat yang besar kepada negeri Ayatollah, maka menjadi penting bagi pembaca untuk bersikap kritis pada sejarah dan juga apa yang ia baca.

    tabik

    ReplyDelete